Minggu, 09 Oktober 2011

LESSON STUDI (Pengalaman ToT Nasional Lesson Study FMIPA UM - JICA)

Download album peserta dan narasumber
Download contoh laporan dan RTL
Dalam rangka menyukseskan upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, Pemerintah Indonesia (dalam hal ini Depdiknas) telah melakukan kerjasama dengan berbagai negara. Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah dengan Pemerintah Jepang melalui lembaga bantuan luar negeri Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan nama program Strengthening In-service Teacher Training of Mathematics and Science Education at Junior Secondary Level (SISTTEMS). Program ini sesungguhnya merupakan lanjutan dan penggabungan dari dua program sebelumnya, yakni Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) dan Regional Education Development and Improvement Program (REDIP).
Sebagai program rintisan (piloting) SISTTEMS dilakukan di 3 kabupaten, yakni Pasuruan, Bantul, dan Sumedang. Dalam program kerjasama teknis tersebut melibatkan F(P)MIPA Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Program tersebut dilakukan sejak Bulan Mei 2006 – Oktober 2008. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program tersebut adalah implementasi Lesson Study sebagai alternatif peningkatan kualitas pendidikan MIPA melalui peningkatan kompetensi guru.
Setelah program ini berjalan lebih dari tiga tahun, sejumlah hasil dan dampak positif telah dirasakan, antara lain:
·         Guru lebih berani membuka diri untuk diobservasi dan dikritisi guna perbaikan kinerja profesionalnya.
·         Guru model lebih percaya diri dan dapat menjadi motivator serta inspirator bagi guru-guru lainnya.
·         Guru banyak belajar dari Open Lesson yang diikutinya serta berusaha menerapkannya di tempat masing-masing.
·         Guru lebih kreatif memanfaatkan local materials untuk mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
·         Siswa memperoleh kesempatan berkreativitas dalam proses pembelajaran.
·         Siswa lebih aktif, senang, dan termotivasi untuk belajar.
·         Dosen dapat melakukan penelitian kolaboratif bersama para guru.
·         Dosen dapat menggali permasalahan nyata yang dihadapi para guru dan siswa di sekolah sehingga menjadi umpan balik untuk perbaikan pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Lesson Study (Jogyokenkyu) dimulai di Jepang sekitar tahun 1870-an. Lesson Study  adalah suatu kegiatan pengkajian terhadap pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru. Dalam perkembangannya di Indonesia lesson study digunakan sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Lesson Study dibagi menjadi tiga bagian: Plan (perencanaan), Do (pelaksanaan dan observasi) dan See (refleksi)
Pada bagian Plan (perencanaan), baik seorang atau sekelompok guru membuat rencana pembelajaran. Hal-hal penting dalam perencanaan adalah sebagai berikut.
Yang disiapkan
Jumlah
Pelaksana
RPP
Sebanyak pengamat
Guru model
LKS
Sebanyak pengamat dan sejumlah siswa
Guru model
Peralatan percobaan
Sebanyak kelompok
Guru model
Denah tempat duduk
Sebanyak pengamat
Guru model
Kartu identitas kelompok
Sebanyak kelompok
Guru model
Lembar pengamatan
Sebanyak pengamat
Fasilitator
Koordinator
Daftar peserta
Sebanyak pengamat
Fasilitator
Koordinator
Pada bagian Do (pelaksanaan), satu orang guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana yang telah dibuat dan teman sejawatnya mengamati pembelajaran tersebut. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan:
-        Para pengamat harus berdiri di posisi-posisi dimana mereka bisa melihat wajah para siswa, karena tujuan lesson study adalah untuk belajar dari realita pembelajaran siswa.
-        Sebaiknya antara tempat duduk siswa dengan dinding di kanan kiri kelas diberi jarak yang cukup luas demi kenyamanan para pengamat. Guru model atau teman sejawat menyiapkan lembar denah tempat duduk yang mencantumkan nama para siswa bagi para pengamat.
-        Para observer pemula sebaiknya menggunakan lembar pengamatan
-        Dalam open lesson, ada dua hal utama yang perlu diamati: 1) Apakah setiap siswa benar-benar mengikuti pembelajaran dan 2) kulaitas pembejaran siswa.
-        Pengamat harus menjaga ketenangan dan tidak ribut mulai dari awal sampai akhir pelajaran. Pengamat harus berada dalam ruang kelas ketika mengamati siswa. Pengamat harus menahan diri untuk tidak mengajari ataupun berbicara kepada siswa ketika mengamati pelajaran. Pengamat diharapkan memetik pelajaran berharga dari kelas yang mereka amati serta menerapkannya di kelas masing-masing.
-        Guru model harus berusaha mengubah cara mengajarnya dalam menyampaikan ilmu: yaitu, dari yang bersifat pengajaran kelas (klasikal) menjadi suatu pembelajaran yang sifatnya mengeksplorasi (tergantung pada topik yang diajarkan)
Pada bagian See (Refleksi), guru model dan pengamat merefleksikan pembelajaran yang diamati bersama-sama. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan:
-        Pengamat harus berusaha menghindari memberikan kritikan yang bersifat tajam atau pedas terhadap guru model. Untuk itu, dalam refleksi, mereka sebaiknya mengawali komentar dengan menyampaikan gambaran atau bukti kenyataan yang bersifat konkrit.
-        Contoh komentar yang benar
“Siswa T terlihat bingung ketika percobaan, mungkin karena LKS tidak dapat dimengerti”
“Siswa P terlihat senang ketika guru sedang menjelaskan, mungkin karena gaya penyampaian guru cukup menarik”
“Siswa D terlihat melamun ketika melakukan percobaan mungkin karena
Dari uraian di atas kita seharusnya tidak rancu antara lesson study dengan real teaching, atau dengan metode pembelajaran, atau dengan penelitian tindakan kelas atau dengan penilaian kinerja guru. Lesson study bukan model atau metode pembelajaran, juga bukan penelitian tindakan kelas juga bukan supervisi kelas. Fokus utama yang diamati pada lesson study adalah siswa belajar.